NASKAH DRAMA
Bukan Mawar Tapi Melati
Bukan Mawar Tapi Melati
Kelompok
1 :
1.Ega Ayu Prastika
2.Erni Widyaningrum
3.Ekayanti Fatmaningrum
4.Metta Tirta
5.Naya Narulita Sutisna
6.Suci Anelia Febrianti
7.Tri Marda Purnama Yola
2.Erni Widyaningrum
3.Ekayanti Fatmaningrum
4.Metta Tirta
5.Naya Narulita Sutisna
6.Suci Anelia Febrianti
7.Tri Marda Purnama Yola
SEKOLAH MENEGAH
KEJURUAN
YARSI MEDIKA
2015
·
Tema : Gadis yang tegar menghadapi
penderitaan hidup.
·
Alur :
Ini adalah sebuah kisah seorang gadis yang hidup dengan sangat
bahagia,gadis tersebut bernama
Melati.Melati lahir di tengah keluarga yang sangat menyayanginya, ayah Melati
bernama Ir.M.Indra Kartasasmita dan ibu Melati bernama Fahira Natanegara.Melati
juga memilik seorang adik bernama Fauzan.Melati dan Fauzan tumbuh dengan segala
curahan kasih sayang kedua orang tuanya selain itu Melati mempunya seorang
teman bernama Akbar,yang sebenarnya tanpa melati mengetahui Akbar
mencintainya,tapi ternyata kebahagiaan Melati tidak berlangsung lama karena
sebuah peristiwa tragis telah merenggut nyawa orang tuanya.Peristiwa tersebut
sangat membuat Melati dan Fauzan sangat terpukul,kini mereka di asuh oleh adik ayahnya yang bernama
Farhan dan istrinya Amara,mereka memilik seorang anak yang bernama
Mawar,walaupun Amara dan Mawar tidak begitu menyukai Melati tapi Farhan dengan
tulus ingin menjadi wali untuk Melati dan Fauzan.Namun sayangnya niat Farhan
tidak di sambut baik oleh anak dan istrinya.Melati yang baik hati tidak pernah
curiga atas niat jahat tantenya,hingga suatu hari Amara dan Mawar mendapat
ganjaran atas perilakunya selama ini,mereka menderita penyakit kulit
berkepanjangan, dan Akbar meminang Melati lalu mereka hidup bahagia.
·
Penokohan :
Melati : Ega Ayu Prastika
Mawar : Ekayanti Fatmaningrum
Ayah Melati : Metta Tirta
Ibu Melati : Naya Narulita Sutisna
Fauzan : Tri Marda Purnama Yola
Om Farhan : Suci Anelia Febrianti
Tante Amara : Naya Narulita Sutisna
Akbar : Erni Widyaningrum
Mawar : Ekayanti Fatmaningrum
Ayah Melati : Metta Tirta
Ibu Melati : Naya Narulita Sutisna
Fauzan : Tri Marda Purnama Yola
Om Farhan : Suci Anelia Febrianti
Tante Amara : Naya Narulita Sutisna
Akbar : Erni Widyaningrum
·
Latar :
1. Latar tempat : Rumah dan Sekolah
2.Latar waktu : Pagi ,Siang, Sore, Malam
3.Latar peristiwa : Senang dan Sedih
·
Sinopsis :
Bukan Mawar Tapi Melati
Bukan Mawar Tapi Melati
Drama serial remaja yang bertajuk Bukan Mawar Tapi Melati ini berkisah tentang Melati (16 tahun), seorang gadis cantik dan taat beribadah. Ia lahir dari keluarga mapan. Ayahnya Ir. Muhamad Indra Kartasasmita (44 tahun), seorang pengusaha properti terkemuka di Jakarta. Sedangkan ibunya Fahira Natanegara (38 tahun), mantan peragawati terkenal yang cukup populer di zamannya.
Konon MelatiI mewarisi kecantikan sang ibu
dan juga otak cemerlang ayahnya. Banyak pemuda jatuh cinta pada Melati. Salah
satunya adalah Akbar (18 tahun). Tapi sampai detik itu Melati tidak tahu bahwa
sebetulnya Akbar jatuh cinta kepadanya. Kelak Akbar akan menjadi sosok
pelindung bagi Melati.
Sosok lemah lembut Melati memang pantas
untuk dicintai. Dia gambaran gadis yang sempurna. Cantik, santun dan taat
beribadah. Sebagai anak pertama dari dua bersaudara Melati sangat sayang pada
adik bungsunya Fauzan (9 tahun). Melati dan Fauzan tumbuh dalam limpahan kasih
sayang dan hujanan materi yang diberikan orang tua mereka. Tapi ternyata
kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Melati harus berhadapan dengan
kenyataan pahit yang memporak-porandakan kehidupan remajanya.
Sebuah peristiwa tragis telah merenggut
nyawa ayah dan ibunya. Pesawat terbang yang ditumpangi orang tua Melati
dikabarkan menabrak gunung. Semua penumpangnya diperkirakan tewas. Musibah
tersebut membuat Melati dan adiknya terpukul. Kini mereka menjadi yatim piatu
dii tengah harta warisan peninggalan orang tua.
Tak lama setelah itu tiba-tiba saja Melati
kedatangan penghuni baru di rumahnya. Om Farhan (40tahun) adalah adik kandung
almarhum ayah Melati. Dia memboyong isterinya Tante Amara (37 tahun) dan anak
semata wayangnya yang bernama Mawar (16 tahun). Om Farhan yang baik hati siap
menjadi wali untuk Melati dan adiknya hingga mereka berusia delapan belas
tahun. Sayangnya niat tulus Om Farhan tidak disambut baik oleh anak dan
isterinya.
Melati yang naïf tidak pernah curiga atas niat jahat tantenya, Amara yang terselubung dan penuh tipu muslihat. Perempuan ambisius itu kelak akan menjadi malapetaka bagi kehidupan Melati di masa depan. Berbagai intrik, provokasi hingga fitnah kerap dilancarkan Amara dan Mawar. Ibu beranak itu selalu punya berbagai cara untuk menjatuhkan Melati dan membuatnya menderita.
Melati yang naïf tidak pernah curiga atas niat jahat tantenya, Amara yang terselubung dan penuh tipu muslihat. Perempuan ambisius itu kelak akan menjadi malapetaka bagi kehidupan Melati di masa depan. Berbagai intrik, provokasi hingga fitnah kerap dilancarkan Amara dan Mawar. Ibu beranak itu selalu punya berbagai cara untuk menjatuhkan Melati dan membuatnya menderita.
·
Pesan moral :
kejahatan harus di balas dengan
kebaikan, Karena kejahatan tidak selalu harus dibalas oleh kita sendiri.
·
Dialog
:
Scene 1
Disekolah, siang hari.
Disekolah, siang hari.
Saat Melati beristirahat di sekolah orang tua melati datang ke sekolah.
Ayah : Melati! (melambaykan tangan)
Melati : Oh! ayah, ada apa ayah kesini ?
Ayah : perusahaan ayah yang ada di southampton sedang bermasalah,jadi ayah dan ibu harus segera
kesana secepatnya, tidak apa kan melati? (khawatir)
Melati : Ah benarkah? tapi ayah dan ibu hati hati
ya.. (sedih)
Ibu : iya sayang
Melati : lalu ayah dan ibu akan berapa lama di sana ?
Ibu : iya sayang
Melati : lalu ayah dan ibu akan berapa lama di sana ?
Ibu : tenang mlati, ayah dan ibu akan pulang
dalam 1 minggu, nai naik lah di rumah.
Melati : 1 minggu? knapa lama sekali?lalu aku dan fauzan bagaimana?
Melati : 1 minggu? knapa lama sekali?lalu aku dan fauzan bagaimana?
Ayah : melati,
jika ada apa apa kamu bisa menghubungi ayah ya? (mengusap kepala melati)
Melati : baiklah, ayah , ibi hati hati (ayah dan ibu pergi)
Melati : baiklah, ayah , ibi hati hati (ayah dan ibu pergi)
scene 2
Di rumah,sore hari
Melati
pulang ke rumah dengan senyuman seperti biasanya.
Melati : Assalamualaikum, Fauzan, kaka pulang!
Fauzan : Kaka sudah pulang?
Melati : Kamu kenapa? kenapa terlihat sedih?
Tante Amara : Ayah ibumu mati. (bersedekap tangan)
Melati : apa?! tidak mungkin, tadi pagi mereka baik baik saja, itu tidak mungkin.TIDAK! (histeris)
Mawar : lalu kenapa? bukankah itu bagus?
Om Farhan : husshhh! jangan begitu mawar! melati om turut berduka cita ya, tetap lah menjadi anak yang
tegar dan ceria melati, supaya orang tuamu tenang di sana ( menepuk bahu melati)
Melati : tapi om, tadi pagi mereka baik baik saja.
Om Farhan : tenang kan dirimu melati.
Tante Amara : alah! biasa saja lah.
Mawar : Tau nih, berlebihan banget ( memalingkan wajah)
Om Farhan :Amara, Mawar! ada apa dengan kalian ? Melati dan Fauzan sedang berduka.
Fauzan : om,Tnte, ka Mawar, ka Melati, fauzan ingin ke kamar dulu.
Mawar : pergi lah, lagi pula kau tidak ada gunanya disini (gerakan mengusir)
Tante Amara :memang apa gunanya anak sepertia dia.
Om Farhan :sudah cukup jangan selalu memojokan mereka.
Tante Amara : alah biasa aja.( kembali ke kamar)
Scene 3
5 tahun kemudian.
5 tahun kemudian.
Tante Amara : melati
kemari kau!
Melati : iya ada apa tante?
Tante Amara : kau masih Tanya apa? kau tidak lihat meja ini masih kosong? Hahh!! (menggebrak meja)
Mawar : kau ini bagaimana sih melati! masa iya begini saja tidak becus? cepat buat kan aku makanan,
aku lapar.
Melati : Baik tante, baik mawar.
Fauzan : kakak baik baik saja? (sambil menepuk bahu melati pelan)
Melati : kakak baik baik saja, ( tersenyum) lebih baik kamu sarapan, nanti kan kamu berangkat sekolah
Fauzan : baik ka! Jaga diri kaka di rumah (melati mengangguk)
Tante Amara : halah! Pagi pagi sudah membuat cerita kasihan. sudah pergi pergi! Mawar bersiaplah bukan kau
harusnya kuliah sayang?( mengusap kepala mawar)
Mawar : iya bu,mungkin aku akan sarapan disini dulu.
Fauzan : Tante kenapa hanya kak mawar yang di bolehkan kuliah? Knapa ka melati tidak?
Tante Amara : kakak mu lebih berguna sebagai pembantu,sedangkan anakku yang cantik ini tidak boleh terluka
sedikit pun karena perkerjaan berat, apakah kau mengerti?
Fauzan : Tapi kan itu uang orang tua ku, knapa jadi kalian yang mengatur?itu murni hak milikku dan ka
melati. (Tegas)
Tante Amara : Dasar tidak tahu di untung (menampar Fauzan hingga terjatuh)
Melati : suah tante hentikan!jangan siksa Fauzan.siksa saja aku sesuka kalian.Tapi aku mohon jangan
sentuh Fauzan. (Melati berlutut)
Tante Amara : Dengar aku (menjambak Melati) ajari adik mu berani beraninya dia berkata seperti itu padaku.
( Mawar dating dan menampar melati)
Fauzan : sudah cukup hentikan! jangan lakukan itu pada ka melati lagi.knapa kaka tidak melawan, yang aku
katakan itu memang benar kan?
Melati : Walaupun kau benar, kau tidak bisa melawan keadaan , kita tetap harus berterimakasih pada
mereka, kau harus mengerti Fauzan.
Mawar : dengar ucapan kaka mu itu fauzan ! kau harus berterima kasih pada kami.
Fauzan : setidaknya mungkin jika dulu kalian tidak datang, hidup ku dan ka melati lebih baik dari ini
(membawa melati pergi)
Mawar : isshhh dasarr!
Tante Amara : sudah, kita harus membuatnya jera dengan cara lain!
Melati : iya ada apa tante?
Tante Amara : kau masih Tanya apa? kau tidak lihat meja ini masih kosong? Hahh!! (menggebrak meja)
Mawar : kau ini bagaimana sih melati! masa iya begini saja tidak becus? cepat buat kan aku makanan,
aku lapar.
Melati : Baik tante, baik mawar.
Fauzan : kakak baik baik saja? (sambil menepuk bahu melati pelan)
Melati : kakak baik baik saja, ( tersenyum) lebih baik kamu sarapan, nanti kan kamu berangkat sekolah
Fauzan : baik ka! Jaga diri kaka di rumah (melati mengangguk)
Tante Amara : halah! Pagi pagi sudah membuat cerita kasihan. sudah pergi pergi! Mawar bersiaplah bukan kau
harusnya kuliah sayang?( mengusap kepala mawar)
Mawar : iya bu,mungkin aku akan sarapan disini dulu.
Fauzan : Tante kenapa hanya kak mawar yang di bolehkan kuliah? Knapa ka melati tidak?
Tante Amara : kakak mu lebih berguna sebagai pembantu,sedangkan anakku yang cantik ini tidak boleh terluka
sedikit pun karena perkerjaan berat, apakah kau mengerti?
Fauzan : Tapi kan itu uang orang tua ku, knapa jadi kalian yang mengatur?itu murni hak milikku dan ka
melati. (Tegas)
Tante Amara : Dasar tidak tahu di untung (menampar Fauzan hingga terjatuh)
Melati : suah tante hentikan!jangan siksa Fauzan.siksa saja aku sesuka kalian.Tapi aku mohon jangan
sentuh Fauzan. (Melati berlutut)
Tante Amara : Dengar aku (menjambak Melati) ajari adik mu berani beraninya dia berkata seperti itu padaku.
( Mawar dating dan menampar melati)
Fauzan : sudah cukup hentikan! jangan lakukan itu pada ka melati lagi.knapa kaka tidak melawan, yang aku
katakan itu memang benar kan?
Melati : Walaupun kau benar, kau tidak bisa melawan keadaan , kita tetap harus berterimakasih pada
mereka, kau harus mengerti Fauzan.
Mawar : dengar ucapan kaka mu itu fauzan ! kau harus berterima kasih pada kami.
Fauzan : setidaknya mungkin jika dulu kalian tidak datang, hidup ku dan ka melati lebih baik dari ini
(membawa melati pergi)
Mawar : isshhh dasarr!
Tante Amara : sudah, kita harus membuatnya jera dengan cara lain!
Scene
4
Di rumah pagi hari
Di rumah pagi hari
Melati sedang keluar rumah
untuk membuang sampah. Tiba-tiba bertemu orang yang sangat ia kenal.
Melati : Akbar!
Akbar : Hei! Melati!
Melati : Lama tidak bertemu,bagaimana kabarmu?
Akbar : Baik sekali,bagaimana kabarmu?
Melati : Ya, seperti yang kau lihat(tersenyum)
Akbar : Kau tahu melati? Kau bertambah dewasa dan bertambah cantik
Melati : (tersipu) ah, kau bisa saja, aku tetap seperti ini (mawar keluar)
Mawar : Ah ! hei akbar!
Akbar : Hei mawar! kau belum berangkat?
Mawar : Iya, kau juga?
Akbar :Iya aku juga, kita berangkat bersama saja,melati kau kuliah dimana? Ayo brangkat bersama kami
Melati :Aku belum meneruskan kuliah (senyum getir)
Mawar : Lagi pula untuk apa? Tunggu, kalian saling kenal? (bingung)
Akbar :Ya kami teman baik saat SMA
Mawar : Kau berteman dengan dia? Pembantuku?
Akbar : Apa? Apa maksudmu mawar? Bisa kah kau jelaskan pada ku?
Melati : Kelas kalian di mulai 2 jam lagi kan? Cepat lah kalian berangkat atau kalian terlambat,
aku masuk dulu ( masuk dengan tergesa)
Akbar : Melati tunggu! Melati!
Mawar : Sudahlah! ayo berangkat saja
Akbar :Apa hubungan kalian?
Mawar : Untuk apa ku jelaskan? Bukan kah sudah ku bilang dia adalah pembantuku!
Akbar :Menjadi pembantu di rumahnya sendiri? Tidak mungkin! Dimana orang tuanya?
Mawar : Itu bukan lagi rumah miliknya! Orang tuanya sudah mati!
Akbar :Apa?!
Mawar : sudah, apa tidak ada topik yang lebih bagus tanpa ada melati?
Akbar :Tapi..
Mawar : Aku menyukai mu Akbar apa kau masih tidak sadar?
Akbar : (tercengang) tapi aku perlu penjelasan lebih tentang melati,karena aku mencintainya.
Mawar : kau menyukai pembantu ku? Tidak ! dia tidak pantas. Aku lebih pantas akbar! Aku!
Akbar : Apakah kau berhak menentukan siapa yang lebih pantas untuk ku? (dengan nada tajam)
hanya aku yang berhak menentukannya! (pergi)
Akbar : Hei! Melati!
Melati : Lama tidak bertemu,bagaimana kabarmu?
Akbar : Baik sekali,bagaimana kabarmu?
Melati : Ya, seperti yang kau lihat(tersenyum)
Akbar : Kau tahu melati? Kau bertambah dewasa dan bertambah cantik
Melati : (tersipu) ah, kau bisa saja, aku tetap seperti ini (mawar keluar)
Mawar : Ah ! hei akbar!
Akbar : Hei mawar! kau belum berangkat?
Mawar : Iya, kau juga?
Akbar :Iya aku juga, kita berangkat bersama saja,melati kau kuliah dimana? Ayo brangkat bersama kami
Melati :Aku belum meneruskan kuliah (senyum getir)
Mawar : Lagi pula untuk apa? Tunggu, kalian saling kenal? (bingung)
Akbar :Ya kami teman baik saat SMA
Mawar : Kau berteman dengan dia? Pembantuku?
Akbar : Apa? Apa maksudmu mawar? Bisa kah kau jelaskan pada ku?
Melati : Kelas kalian di mulai 2 jam lagi kan? Cepat lah kalian berangkat atau kalian terlambat,
aku masuk dulu ( masuk dengan tergesa)
Akbar : Melati tunggu! Melati!
Mawar : Sudahlah! ayo berangkat saja
Akbar :Apa hubungan kalian?
Mawar : Untuk apa ku jelaskan? Bukan kah sudah ku bilang dia adalah pembantuku!
Akbar :Menjadi pembantu di rumahnya sendiri? Tidak mungkin! Dimana orang tuanya?
Mawar : Itu bukan lagi rumah miliknya! Orang tuanya sudah mati!
Akbar :Apa?!
Mawar : sudah, apa tidak ada topik yang lebih bagus tanpa ada melati?
Akbar :Tapi..
Mawar : Aku menyukai mu Akbar apa kau masih tidak sadar?
Akbar : (tercengang) tapi aku perlu penjelasan lebih tentang melati,karena aku mencintainya.
Mawar : kau menyukai pembantu ku? Tidak ! dia tidak pantas. Aku lebih pantas akbar! Aku!
Akbar : Apakah kau berhak menentukan siapa yang lebih pantas untuk ku? (dengan nada tajam)
hanya aku yang berhak menentukannya! (pergi)
Scene 5
6 bulan kemudian
Di rumah malam hari.
6 bulan kemudian
Di rumah malam hari.
Melati
membawa nampan yang berisi 2 gelas air dan 2 helai roti ke kamar tante Amara dan
Mawar. Saat ini hubungan antara melati mawar dan tante amara sudah
membaik.apalgi semenjak tante amara dan mawar menderita penyakit aneh 4 bulan
yang lalu.
Melati : tante mawar hanya ada ini, selainnya habis tadi,maaf kan melati belum sempat
membelikannya lagi.
Tante Amara : tidak apa melati setidaknya masih ada yang bisa kita makan (tersenyum)
Mawar : (tersenyum) iya, nanti aku ingin makan masakan mu yah?aku meridukannya
(menggenggam tangan melati )
Melati : baik lah aku akan memasakan kalian masakan ku yang terbaik (mengacungkan jempol)
Tante Amara : kau memang yang terbaik! maaf dulu tante sering sekali berbuat jahat padamu
( menunduk menyesel)
Melati : Sudah lah tante jangan membahas masa lalu,kita harus menghadapi masa depan, iyakan?
(menggenggam tangan tante amara)
Fauzan : kak melati! Ka akbar pulang! (akbar masuk ke kamar)
Setelah meminang melati 3 bilang yang lalu dan menikah 2 bulan yang lalu
hungan antar akbar dan mawar juga mebaik.
Melati :
sudah pulang? Bagaimana perkerjaan tadi, apakah melelahkan?
(melepaskan jas akbar dan membawakan tasnya menaruhnya di kursi)
Akbar : cukup melelahkan, tapi setelah melihat wajah cantik istriku, lelahku langsung hilang (melati tersipu)
Mawar : ah aku cemburu ! kenapa kalian sangat romantis (duduk di kasurnya)
Akbar : Apakah romantis pada istri sendiri dilarang? (merangkul melati)
Melati : Sudah, sana mandi kau bau!
Akbar : apa? Enak saja, aku wangi tahu (berkacak pinggang) (melati mendorong akbar keluar)
Tante Amara : senang sekali melihat kalian tertawa, aku seperti merasa hidup kembali,
sepeninggal suamiku 2 bulan yang lalu seperti membuat ku mati seketika!
Meninggalnya Farhan membuat mara seperti mayat hidup,tetapi kebaikan melati membuatnya berubah perlahan lahan.Terlebih semenjak melati di pinang oleh akbar, Amara dan Mawar mulai memperbaiki sikap mereka pada melati.
(melepaskan jas akbar dan membawakan tasnya menaruhnya di kursi)
Akbar : cukup melelahkan, tapi setelah melihat wajah cantik istriku, lelahku langsung hilang (melati tersipu)
Mawar : ah aku cemburu ! kenapa kalian sangat romantis (duduk di kasurnya)
Akbar : Apakah romantis pada istri sendiri dilarang? (merangkul melati)
Melati : Sudah, sana mandi kau bau!
Akbar : apa? Enak saja, aku wangi tahu (berkacak pinggang) (melati mendorong akbar keluar)
Tante Amara : senang sekali melihat kalian tertawa, aku seperti merasa hidup kembali,
sepeninggal suamiku 2 bulan yang lalu seperti membuat ku mati seketika!
Meninggalnya Farhan membuat mara seperti mayat hidup,tetapi kebaikan melati membuatnya berubah perlahan lahan.Terlebih semenjak melati di pinang oleh akbar, Amara dan Mawar mulai memperbaiki sikap mereka pada melati.
Mawar : mempunyai sodara seperti melati
adalah kebahagian tersendiri bagi ku. (memeluk melati dan tante)
0 komentar:
Post a Comment