Makalah
Tuberculosis (TBC)
Disusun
oleh:
Kelompok
2
1.Dian Andini
2.Ega Ayu Prastika
3. Gracella Felicia Sipahutar
3. Gracella Felicia Sipahutar
4.Yenti Novita Sary
5.Yani Hermawati
SEKOLAH MENEGAH
KEJURUAN
YARSI MEDIKA
2014
DAFTAR
ISI
Daftar
Isi………………………………………………………………………………….……I
Kata Pengantar………………………………………………………………………………II
Kata Pengantar………………………………………………………………………………II
BAB I PENDAHULUA
Latar Belakang...............................................................................................
Latar Belakang...............................................................................................
RumusanMasalah..................................................................................................
Tujuan..................................................................................................................
Tujuan..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASA
pengertian dari penyakit Tuberculosis………………………………………………………
Etiologi dari penyakit Tuberculosis……………………………………………
Apa yang menjadi agent, host dan environment
penyakit Tuberculosis …………….
Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit
Tuberculosis………………………………..
cara penularan Penyakit Tuberculosis ……………………………………
gejala dari penyakit Tuberculosis………………………………………………
cara mendiagnosa penyakit Tuberculosis …………………………………………
pencegahan Penyakit Tuberculosis ……………………………………………
cara pengobatan Penyakit
Tuberculosis…………………………………………
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan.......................................................................................
B.Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
B.Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
Kata pengantar
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “tuberculosis” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini memuat tentang “Penyakit tuberculosis ” yang sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “tuberculosis” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini memuat tentang “Penyakit tuberculosis ” yang sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Tangerang,
13 november 2014
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosa, mycobacterium bovis serta Mycobacterium avium,
tetapi lebih sering disebakan oleh Mycobacterium tuberculosa. Pada tahun
1993, WHO telah mencanangkan kedaruratan global penyakit tuberkulosis di dunia,
karena pada sebagian besar negara di dunia, penyakit tuberkulosis menjadi tidak
terkendali. Di Indonesia sendiri, penyakit tuberkulosis merupakan masalah
kesehatan yang utama. Pada tahun 1995, hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT),
menunjukkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor tiga
(3) setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua
kelompok umur.
Di Indonesia sendiri, karena sulitnya
mendiagnosa tuberkulosis pada anak, maka angka kejadian tuiberkulosis pada anak
belum diketahui pasti, namun bila angka kejadian tuberkulosis dewasa tinggi
dapat diperkirakan kejadian tuberkulosis pada anak akan tinggi pula. Hal ini
terjadi karena setiap orang dewasa dengan BTA positif akan menularkan pada
10-15 orang dilingkungannya, terutama anak-anak (Depkes RI, 2002).
Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor
yang memberikan pengaruh besar terhadap status kesehatan penghuninya
(Notoatmodjo, 2003). Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam penyebaran kuman tuberkulosis. Kuman tuberkulosis dapat hidup selama 1 –
2 jam bahkan sampai beberapa hari hingga berminggu-minggu tergantung pada ada
tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang baik, kelembaban, suhu rumah dan
kepadatan penghuni rumah.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.
Apa pengertian dari penyakit Tuberculosis ?
2.
Bagaimana Etiologi dari penyakit Tuberculosis?
3.
Apa yang menjadi agent, host dan environment penyakit Tuberculosis
?
4.
Faktor apa saja yang mampengaruhi kejadaian penyakit Tuberculosis
?
5.
Bagaimana cara penularan Penyakit Tuberculosis ?
6.
Bagaimana gejala dari penyakit Tuberculosis ?
7.
Bagaimana cara mendiagnosa penyakit Tuberculosis ?
8.
Bagaimana pencegahan Penyakit Tuberculosis ?
9.
Bagiamana cara pengobatan Penyakit Tuberculosis ?
C. Tujuan
Penulisan
Adapun
yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :
1.
Untuk Mengetahui pengertian dari penyakit Tuberculosis
2.
Untuk Mengetahui Etiologi dari penyakit Tuberculosis
3.
Untuk Mengetahui agent, host dan environment
dalam penular penyakit Tuberculosis
4.
Untuk Mengetahui Faktor apa saja yang mampengaruhi kejadaian
penyakit Tuberculosis
5.
Untuk Mengetahui cara penularan penyakit Tuberculosis
6.
Untuk Mengetahui gejala dari penyakit Tuberculosis
7.
Untuk Mengetahui Diagnosa penyakit Tuberculosis
8.
Untuk Mengetahui Pencegahan Penyakit Tuberculosis
9.
Untuk Mengetahui pengobatan Penyakit Tuberculosis
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tuberculosis (TB)
Tuberculosis (TB)
adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru. Tuberculosis
dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meningens, ginjal,
tulang, dan nodus limfe (Suddarth, 2003). Tuberculosis (TB) adalah penyakit
infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dengan gejala
yang bervariasi, akibat kuman mycobacterium tuberkulosis sistemik sehingga
dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang
biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Mansjoer, 2000).
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang
menyerang pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri yaitu
mycobacterium tuberculosis, (Smeltzer, 2002). dapat menyimpulkan bahwa,
TB Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman mycobakterium
tuberculosis yang menyerang saluran pernafasan terutama parenkim paru.
B. Etiologi
Penyakit Tuberculosis
Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 –
4 µm dan tebal 0,3 – 0,6 µm dan digolongkan dalam basil tahan asam (BTA).
(Suyono, 2001)
C. Agent,Host
dan Environment Penular Penyakit Tuberculosis
Teori John
Gordon, mengemukakan bahwa timbulnya suatu penyakit sangat dipengaruhi oleh
tiga faktor yaitu bibit penyakit (agent), penjamu (host), dan lingkungan
(environment). Ketiga faktor penting ini disebut segi tiga epidemiologi
(Epidemiologi Triangle), hubungan ketiga faktor tersebut digambarkan secara
sederhana sebagai timbangan yaitu agent penyebab penyakit pada satu sisi dan
penjamu pada sisi yang lain dengan lingkungan sebagai penumpunya.
Bila agent penyebab penyakit dengan penjamu
berada dalam keadaan seimbang, maka seseorang berada dalam keadaan sehat,
perubahan keseimbangan akan menyebabkan seseorang sehat atau sakit, penurunan
daya tahan tubuh akan menyebabkan bobot agent penyebab menjadi lebih berat
sehingga seseorang menjadi sakit, demikian pula bila agent penyakit lebih
banyak atau lebih ganas sedangkan faktor penjamu tetap, maka bobot agent
penyebab menjadi lebih berat. Sebaliknya bila daya tahan tubuh seseorang baik
atau meningkat maka ia dalam keadaan sehat. Apabila faktor lingkungan berubah
menjadi cenderung menguntungkan agent penyebab penyakit, maka orang akan sakit,
pada prakteknya seseorang menjadi sakit akibat pengaruh berbagai faktor berikut
:
Ø Agent
Mycobacterium tuberculosis adalah suatu
anggota dari famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetalis.
Mycobacterium tuberculosis menyebabkan sejumlah penyakit berat pada manusia dan
penyebab terjadinya infeksi tersering.
Masih terdapat Mycobacterium patogen lainnya,
misalnya Mycobacterium leprae, Mycobacterium paratuberkulosis dan Mycobacterium
yang dianggap sebagai Mycobacterium non tuberculosis atau tidak dapat
terklasifikasikan (Heinz, 1993).
Di luar tubuh manusia, kuman Mycobacterium
tuberculosis hidup baik pada lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan
terhadap sinar matahari. Mycobacterium tuberculosis mempunyai panjang 1-4
mikron dan lebar 0,2- 0,8 mikron. Kuman ini melayang diudara dan disebut
droplet nuclei. Kuman tuberkulosis dapat bertahan hidup pada tempat yang sejuk,
lembab, gelap tanpa sinar matahari sampai bertahun-tahun lamanya. Tetapi kuman
tuberkulosis akan mati bila terkena sinar matahari, sabun, lisol, karbol dan
panas api (Atmosukarto & Soewasti, 2000).
Kuman tuberkulosis jika terkena cahaya
matahari akan mati dalam waktu 2 jam, selain itu kuman tersebut akan mati oleh
tinctura iodi selama 5 menit dan juga oleh ethanol 80 % dalam waktu 2 sampai 10
menit serta oleh fenol 5 % dalam waktu 24 jam. Mycobacterium tuberculosis
seperti halnya bakteri lain pada umumnya, akan tumbuh dengan subur pada
lingkungan dengan kelembaban yang tinggi. Air membentuk lebih dari 80 % volume
sel bakteri dan merupakan hal essensial untuk pertumbuhan dan kelangsungan
hidup sel bakteri. Kelembaban udara yang meningkat merupakan media yang baik
untuk bakteri-bakteri patogen termasuk tuberkulosis.
Mycobacterium tuberculosis memiliki rentang
suhu yang disukai, merupakan bakteri mesofilik yang tumbuh subur dalam rentang
25 – 40 C, tetapi akan tumbuh secara optimal pada suhu 31-37 C. Pengetahuan
mengenai sifat-sifat agent sangat penting untuk pencegahan dan penanggulangan
penyakit, sifat-sifat tersebut termasuk ukuran, kemampuan berkembang biak, kematian
agent atau daya tahan terhadap pemanasan atau pendinginan.
Agent adalah penyebab yang essensial yang
harus ada, apabila penyakit timbul atau manifest, tetapi agent sendiri tidak
sufficient/memenuhi syarat untuk menimbulkan penyakit. Agent memerlukan dukungan
faktor penentu agar penyakit dapat manifest. Agent yang mempengaruhi penularan
penyakit tuberkulosis paru adalah kuman Mycobacterium tuberculosis. Agent ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pathogenitas, infektifitas dan
virulensi.
Pathogenitas adalah daya suatu mikroorganisme
untuk menimbulkan penyakit pada host. Pathogenitas agent dapat berubah dan
tidak sama derajatnya bagi berbagai host. Berdasarkan sumber yang sama
pathogenitas kuman tuberkulosis paru termasuk pada tingkat rendah. Infektifitas
adalah kemampuan suatu mikroba untuk masuk ke dalam tubuh host dan berkembang
biak didalamnya. Berdasarkan sumber yang sama infektifitas kuman tuberkulosis
paru termasuk pada tingkat menengah. Virulensi adalah keganasan suatu mikroba
bagi host. Berdasarkan sumber yang sama virulensi kuman tuberkulosis paru
termasuk tingkat tinggi, jadi kuman ini tidak dapat dianggap remeh begitu saja.
Ø Host
Manusia merupakan reservoar untuk penularan
kuman Mycobacterium tuberculosis, kuman tuberkulosis menular melalui droplet
nuclei. Seorang penderita tuberkulosis dapat menularkan pada 10-15 orang
(Depkes RI, 2002). Menurut penelitian pusat ekologi kesehatan (1991),
menunjukkan tingkat penularan tuberkulosis di lingkungan keluarga penderita
cukup tinggi, dimana seorang penderita rata-rata dapat menularkan kepada 2-3
orang di dalam rumahnya. Di dalam rumah dengan ventilasi baik, kuman ini dapat
hilang terbawa angin dan akan lebih baik lagi jika ventilasi ruangannya
menggunakan pembersih udara yang bisa menangkap kuman TB.
Menurut penelitian Atmosukarto dari Litbang
Kesehatan (2000), didapatkan data bahwa Tingkat penularan tuberkulosis di
lingkungan keluarga penderita cukup tinggi, dimana seorang penderita rata-rata
dapat menularkan kepada 2-3 orang di dalam rumahnya.
Besar resiko terjadinya penularan untuk rumah
tangga dengan penderita lebih dari 1 orang adalah 4 kali dibanding rumah tangga
dengan hanya 1 orang penderita tuberkulosis.
Hal yang perlu diketahui tentang host atau
penjamu meliputi karakteristik; gizi atau daya tahan tubuh, pertahanan tubuh,
higiene pribadi, gejala dan tanda penyakit dan pengobatan. Karakteristik host
dapat dibedakan antara lain; Umur, jenis kelamin, pekerjaan, keturunan,
pekerjaan, keturunan, ras dan gaya hidup.
Host atau penjamu; manusia atau hewan hidup,
termasuk burung dan anthropoda yang dapat memberikan tempat tinggal atau
kehidupan untuk agent menular dalam kondisi alam (lawan dari percobaan). Host
untuk kuman tuberkulosis paru adalah manusia dan hewan, tetapi host yang
dimaksud dalam penelitia ini adalah manusia. Beberapa faktor host yang
mempengaruhi penularan penyakit tuberkulosis paru adalah; kekebalan tubuh
(alami dan buatan), status gizi, pengaruh infeksi HIV/AIDS.
Ø Environment
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
luar diri host baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti
suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elemen termasuk host yang
lain. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik, lingkungan fisik
terdiri dari; Keadaan geografis (dataran tinggi atau rendah, persawahan dan
lain-lain), kelembaban udara, temperatur atau suhu, lingkungan tempat tinggal.
Adapun lingkungan non fisik meliputi; sosial,
budaya, ekonomi dan politik yang mempengaruhi kebijakan pencegahan
dan penanggulangan suatu penyakit.
D. Faktor
yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit Tuberculosis
Penyakit TBC pada seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti : status sosial ekonomi, status gizi, umur dan jenis
kelamin untuk lebih jelasnya dapat kita jelaskan seperti uraian dibawah ini:
1.
Faktor Sosial
Ekonomi.
Disini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan tempat penghunian,
lingkungan perumahan dan sanitasi tempat bekerja yang buruk dapat memudahkan
penularan TBC. Pendapatan keluarga sangat erat juga dengan penularan TBC,
karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup layak dengan
memenuhi syarat-syarat kesehatan.
2.
Status Gizi.
Keadaan kekurangan gizi akan mempengaruhi daya tahan tubuh sesoeranga
sehingga rentan terhadap penyakit termasuk TB-Paru. Keadaan ini merupakan
faktor penting yang berpengaruh dinegara miskin, baik pada orang dewasa maupun
anak-anak.
3.
Umur.
Penyakit TB-Paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia
produktif (15 – 50) tahun. Dewasa ini dengan terjadinya transisi demografi
menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut
lebih dari 55 tahun sistem imunologis seseorang menurun, sehingga sangat rentan
terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit TB-Paru.
4.
Jenis Kelamin.
Penyakit TB-Paru cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki
dibandingkan perempuan. Menurut WHO, sedikitnya dalam jangka waktu setahun ada
sekitar 1 juta perempuan yang meninggal akibat TB-Paru, dapat disimpulkan bahwa
pada kaum perempuan lebih banyak terjadi kematian yang disebabkan oleh TB-Paru
dibandingkan dengan akibat proses kehamilan dan persalinan.
Pada jenis kelamin laki-laki penyakit ini lebih tinggi karena merokok
tembakau dan minum alkohol sehingga dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh,
sehingga lebih mudah terpapar dengan agent penyebab TB-Paru.
E. Cara
Penularan Penyakit Tuberculosis
Cara penularan tuberkulosis paru
melalui percikan dahak (droplet) sumber penularan adalah penderita tuberkulosis
paru BTA(+), pada waktu penderita tuberkulosis paru batuk atau bersin. Droplet
yang mengandung kuman TB dapat bertahan di udara selama beberapa jam, sekali
batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi
dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi
dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat
membunuh kuman, percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang
gelap dan lembab.
Orang dapat terinfeksi kalau droplet
tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. Setelah kuman TB masuk ke dalam
tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru ke
bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe,
saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya. Daya penularan
dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari
parunya. Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahaknya maka makin
menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahaknya negatif maka
penderita tersebut dianggap tidak menular.
F. Gejala
Penyakit Tuberculosis
1.
Batuk : Terjadi karena adanya infeksi pada
bronkus. Dimulai dari batuk kering kemudian setelah timbul peradangan
menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum). Pada keadaan lanjut berupa
batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk
darah pada ulkus dinding bronkus.
2.
Sesak nafas (Dyspnea) : Sesak nafas akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah setengah
bagian paru.
3.
Nyeri dada : Timbul bila
infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan pleuritis)
4.
Demam : Biasanya menyerupai demam influenza.
Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh penderita dengan
berat-ringannya infeksi kuman yang masuk.
5.
Malaise (keadaan lesu) : Dapat
berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), berat badan menurun, sakit kepala,
meriang, nyeri otot, keringat malam.
G. Diagnosa
Penyakit Tuberculosis
Yang menjadi petunjuk awal dari
tuberkulosis adalah foto rontgen dada. Penyakit ini tampak sebagai daerah putih
yang bentuknya tidak teratur dengan latar belakang hitam. Rontgen juga bisa
menunjukkan efusi pleura atau pembesaran jantung (perikarditis).
Pemeriksaan
diagnostik untuk tuberkulosis adalah:
Tes kulit tuberkulin, disuntikkan
sejumlah kecil protein yang berasal dari bakteri tuberkulosis ke dalam lapisan
kulit (biasanya di lengan). 2 hari kemudian dilakukan pengamatan pada daerah
suntikan, jika terjadi pembengkakand an kemerahan, maka hasilnya adalah
positif.
Pemeriksaan dahak, cairan tubuh
atau jaringan yang terinfeksi. Dengan ebuah jarum diambil contoh cairan dari
dada, perut, sendi atau sekitar jantung. Mungkin perlu dilakukan biopsi untuk
memperoleh contoh jaringan yang terinfeksi.
Untuk memastikan diagnosis
meningitis tuberkulosis, dilakukan pemeriksaan reaksi rantai polimerase (PCR) terhadap
cairan serebrospinalis.Untuk memastikan tuberkulosis ginjal, bisa dilakukan
pemeriksaan PCR terhadap air kemih penderita atau pemeriksaan rontgen dengan
zat warna khusus untuk menggambarkan adanya massa atau rongga abnormal yang
disebabkan oleh tuberkulosis. Kadang perlu dilakukan pengambilan contoh massa
tersebut untuk membedakan antara kanker dan tuberkulosis.
Untuk memastikan diagnosis
tuberkulosis pada organ reproduksi wanita, dilakukan pemeriksaan panggul
melalui laparoskopi. Pada kasus-kasus tertentu perlu dilakukan pemeriksaan
terhadap contoh jaringan hati, kelenjar getah bening atau sumsum tulang.
H. Pencegahan
Penyakit Tuberculosis
Sebenarnya seseorang bisa terhindar dari penyakit TBCdengan berpola
hidup yang sehat dan teratur. Dengan system pola hidup seperti itu diharapkan
daya tubuh seseorang akan cukup kuat untuk membersihkan perlindungan terhadap
berbagai macam penyakit. Orang yang benar-benar sehat meskipun ia diserang
kuman TBC, diperkirakan tidak akan mempan dan tidak akan menimbulkan gejala
TBC.
Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi penyakit tuberkulosis,
mempertahankan status kesehatan dengan asupan nutrisi yang cukup, minum susu
yang telah dilakukan pasteurisasi, isolasi jika pada analisa sputum
terdapat bakteri hingga dilakukan pengobatan, pemberian imunisasi BCG untuk
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberkulosis virulen.
I. Pengobatan Penyakit Tuberculosis
Jenis dan dosis OAT (Obat Anti Tuberculosis) :
a.
Isoniazid (H)
Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap
kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Efek
samping yang mungkin timbul berupa neuritis perifer, hepatitis rash, demam Bila
terjadi ikterus, pengobatan dapat dikurangi dosisnya atau dihentikan sampai
ikterus membaik. Efek samping ringan dapat berupa kesemutan, nyeri otot,
gatal-gatal. Pada keadaan ini pemberian INH dapat diteruskan sesuai dosis.
b. Rifampisin (R)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman (persisten). Efek samping rifampisin adalah hepatitis, mual, reaksi demam, trombositopenia. Rifampisin dapat menyebabkan warnam merah atau jingga pada air seni dan keringat, dan itu harus diberitahukan pada keluarga atau penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolism obat dan tidak berbahaya.
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman (persisten). Efek samping rifampisin adalah hepatitis, mual, reaksi demam, trombositopenia. Rifampisin dapat menyebabkan warnam merah atau jingga pada air seni dan keringat, dan itu harus diberitahukan pada keluarga atau penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolism obat dan tidak berbahaya.
c. Pirazinamid
(P)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Efek samping pirazinamid adalah hiperurikemia, hepatitis, atralgia.
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Efek samping pirazinamid adalah hiperurikemia, hepatitis, atralgia.
d. Streptomisin
(S)
Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran.
Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran.
e. Ethambutol (E)
Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna merah dan hijau, maupun optic neuritis.
Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna merah dan hijau, maupun optic neuritis.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Agent penyebab Tuberculosis adalah
Mycobacterium tuberculosis menyebabkan sejumlah penyakit berat pada manusia dan
penyebab terjadinya infeksi tersering. Mycobacterium tuberculosis hidup baik
pada lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan terhadap sinar matahari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
penyakit Tuberculosis Untuk terpapar penyakit TBC pada seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti : status sosial ekonomi, status gizi, umur, jenis
kelamin, dan faktor toksis.
Cara penularan tuberkulosis paru melalui
percikan dahak (droplet) sumber penularan adalah penderita tuberkulosis paru
BTA(+), pada waktu penderita tuberkulosis paru batuk atau bersin. Umumnya
penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang
lama.
Pengobatan penyakit Tuberculosis. Terdapat 5
jenis antibotik yang dapat digunakan yaitu Antibiotik yang paling sering
digunakan adalah Isoniazid (H), Rifampicin (R), Pirazinamid (P), Streptomisin
(S) dan Etambutol (E). Jika penderita benar-benar mengikuti pengobatan dengan
teratur, maka tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat sebagian
paru-paru. Kadang pembedahan dilakukan untuk membuang nanah atau memperbaiki
kelainan bentuk tulang belakang akibat tuberkulosis.
B.
Saran
Adapun
saran yang dapat kami berikan adalah dengan kita telah mengetahui apa itu
penyakit Tuberculosis, kita dapat lebih menjaga lagi kesehatan kita yaitu
dengan selalu menjaga lingkungan dan kesehatan diri kita sendiri supaya tetap
bersih, mengingat bahwa penyakit ini adalah penyakit menular yang sangat
berbahaya dan angka kematiannya cukup tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://fildza.wordpress.com/2008/04/24/penyakit-tuberkulosis/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis
http://jundul.wordpress.com/2008/09/14/penularan-tbc/
http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm
http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-tuberkulosis-tbc.html
http://www.totalkesehatananda.com/tuberculosis6.html
http://www.scribd.com/doc/32087430/makalah-TBC
http://nawrihaysnainohdamor.blogspot.com/2013/03/makalah-tuberculosis.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis
http://jundul.wordpress.com/2008/09/14/penularan-tbc/
http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm
http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-tuberkulosis-tbc.html
http://www.totalkesehatananda.com/tuberculosis6.html
http://www.scribd.com/doc/32087430/makalah-TBC
http://nawrihaysnainohdamor.blogspot.com/2013/03/makalah-tuberculosis.html
0 komentar:
Post a Comment